Jurassic HD dengan logo editan Receiver software receiver tanaka t21 SW. Berbagai undangan dengan bermacam-macam model serta bentuk. Ini: contoh label undangan dengan berbagai ragam model serta bentuk.

Undangan Editan Bermacam Ragam

Imagining e-Indonesia: Local Wisdom in the Midst of Media Technology and Communication Policy Diterbitkan oleh: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta @2015 PROCEEDING CONFERENCE ON COMMUNICATIONS, MEDIA AND SOCIOLOGY 2015 “Imagining e-Indonesia: Local Wisdom in the Midst of Media Technology and Communication Policy” Yogyakarta, 26 – 27 November 2015 Editor: Josep J. Darmawan, MA Ranggabumi Nuswantoro, MA Lukas Deni Setiawan, MA Pupung Arifin, M.Si Lay Out & Cover: A. Beny Pramudyanto, M.Si © 2015 Conference on Communications, Media and Sociology 2015 diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Alamat: Gedung Bunda Teresa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No 6, Yogyakarta 55281 Phone: (0274) 487711, Fax.

Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-cirinya sendiri, pesantren memiliki tradisi keilmuannya yang berbeda dari tradisi keilmuan lembaga-lembaga lain. Walaupun hal ini tidak begitu disadari selama ini, bagaimanapun juga memang terdapat perbedaan yang mendasar antara manifestasi lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya di seluruh dunia Islam. Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan Islam, walaupun ia mempunyai fungsi tambahan yang tidak kalah pentingnya dengan fungsi pendidikan tersebut. Ia merupakan sarana informasi, sarana komunikasi timbal balik secara kultural dengan masyarakat, dan juga merupakan tempat pemupukan solidaritas masyarakat. Karena watak utamanya sebagai lembaga pendidikan Islam, dengan sendirinya ia memiliki tradisi keilmuannya sendiri. Akan tetapi, tradisi ini mengalami perkembanagn dari masa ke masa dan menampilkan manifestasi yang berubah2 dari waktu ke waktu.

Walau demikian, masih dapat ditelusuri beberapa hal inti yg tetap merupakan tradisi merupakan tradisi keilmuan pesantren sejak datangnya Islam ke Indonesia hingga saat ini. Gangstar 2 kings of la 320x240 for nokia x2. Kesemuanya itu merujuk ke sebuah asal-usul yg bersifat historis, yg merupakan pendorong utama bagi berkembangnya pesantren itu sendiri.

Pesantren dalam wujudnya yang sekarang memiliki sistem pengajaran yang dikenal dengan nama pengajian kitab kuning. Selain itu, dia juga mampu menyerap sejumlah inovasi secara berangsur-angsur selama beberapa abad.

Atas dasar kemampuan yang kenyal seperti itu untuk tetap hidup maka pesantren memiliki keunggulannya sendiri yang tidak ada di tempat lain. Bagian ini akan memeriksa asal-usul tradisi keilmuan di pesantren dan sekaligus melihat kekenyalan yang merupakan inti dari fungsi tradisi tersebut dalam kehidupan pesantren.

Atas dasar itulah maka Islam telah mengembangkan sebah perangkat keilmuannya sendiri sejak masa dini dari sejarahnya yang panjang, terbukti dengan ada kelompk-kelompok yang telah melakukan spesialisasi. Bahkan sejak masa pertama madinah, kita kenal adanya orang yang ahli dalam penafsiran Al-Qur’an, seperti sahabat Abdullah bin ‘Abbas; orang yang menjadi ahli dalam hukum agama, seperti Abdullah ibn Mas’ud; ada juga yang seperti penghafal Al-Qur’an dan pencatatnya, seperti Zaid ibn Tsabit, dan demikian seterusnya. Mereka adalah orang-orang yang memperlakukan Al-Qur’an dan hadist sebagai objek ilmu, bukannya sekedar sebagai wadah pengalaman, seperti yang dilakukan oleh Khilafah III, ‘Ustman ibn ‘Affan, yang dikenal sebagai orang saleh yang senantiasa berhasil membaca habis (khatam) Al-Qur’an dalam waktu yang pendek secara periodik. Kesalehan seperti itu pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak ilmiah, tetapi merupakan pengalaman pada waktunya. Justru di tangan para ilmuan agama pemulalah, seperti pada saat adanya para penghafal Al-Qur’an dan juga para penjaga hukum agama –terbentuk suatu tradisi keilmuan pada tarafnya yang dini. Orang semacam Qadhi Abdurrahman ibn Abi Laila di daerah Mesopotamia (Irak) mengambil pendapat-pendapat para ahli fiqh yang tujuh itu sebagai sumber bandingan bagi pengambilan hukum agama. Demikian juga kita mengenal orang-orang semacam para ahli membaca Al-Qur’an yang tujuh (al-qurra’ as-sab’ah), seperti Imam ‘Ashim adalah kelompok yang memajukan bacaan Al-Qur’an sedemikian jauh mengikuti sendi-sendi fonetik dan sendi-sendi linguistik yang luas, yang diambilkan dari perbandingan dengan ilmu-ilmu linguistik dari peradaban bangsa-bangsa lain di Timur Tengah waktu itu.

Long player names don't have to be cramped above or warped around the numbers anymore, and short player names can be sightly and readable while occupying the same space as other names. Player condensed bold font free free.